Minggu, 04 November 2012

Kalimat Efektif

Pengertian
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan yang ada pada pikiran pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil sampaikan kepada pendengar atau pembaca yang berupa pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai maksud si penyampai kalimat yaitu pembicara atau penulis.

Kalimat efektif adalah kalimat yang terdiri atas kata-kata yang mempunyai unsur SPOK atau kalimat yang mempunyai ide atau gagasan pembicara/penulis dan kalimat tersebut mengutamakan keefektifan informasi sehingga jelas dan terjamin.

Kalimat efektif dituntut oleh empat ketepatan yakni :
1. Ketepatan pilihan kata
2. Ketepatan bentuk kata
3. Ketepatan pola kalimat 
4. Ketepatan makna kalimat

Ciri-ciri dari Kalimat Efektif :
a)    Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur SP.
b)   Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.
c)    Menggunakan diksi yang tepat.
d)   Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis.
e)    Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
f)     Melakukan penekanan ide pokok.
g)    Mengacu pada kehematan penggunaan kata.
h)   Menggunakan variasi struktur kalimat.

Syarat-syarat Kalimat Efektif :
1)   Koherensi / kepaduan
Kepaduan ialah informasi yang disampaikan itu tidak terpecah-pecah atau terpotong. Kallimat itu juga tidak bertele-tele dan harus sistematis. Diantara predikat kata kerja dan objek penderita tidak disisipkan kata daripada/tentang. Hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. Bagaimana hubungan antara subyek dan predikat, hubungan antara predikat dengan obyek, serta keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi.

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kerusakan koherensi yaitu:

1)   Tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat
Benar : Saudara saya yang paling kecil kemarin sore menendang bola di lapangan, dengan sekuat tenanganya.Salah : Saudara saya yang paling kecil menendang dengan sekuat tenaganya kemarin sore di lapangan bola.

2)   Salah mempergunakan kata-kata depan, kata penghubung dan sebagainya
Benar : mengharap akan belas kasihan
Salah : mengharapkan akan belas kasihan

3)   Pemakaian kata, baik karena merangkaikan dua kata yang maknanya tidak tumpang tindih, atau hakikatnya mengandung kontradiksi.
Banyak para peninjau yang menyatakan bahwa perang yang sedang berlangsung itu merupakan Perang Dunia di Timur Tengah (atau banyak peninjau atau para peninjau; makna banyak dan para tidak tumpang tindih).

4)   Salah menempatkan keterangan aspek (sudah, telah, akan, belum, dsb) pada kata kerja tanggap.
Baik : Saya telah menonton film itu hingga tamat.
Kurang Baik : Saya telah nonton film itu hingga tamat.
Tidak Baik : Film itu saya telah tonton hingga tamat.

2)   Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, jika kata kerja, harus kata kerja semuanya; jika kata benda harus katabenda semuanya.
Contoh :
Salah : Harga bensin disesuaikan atau kenaikkan secara bertahap.
Benar : Harga bensin disesuaikan atau dinaikkan secara bertahap.


3)   Kehematan
Kehematan adalah penggunaan kata-kata secara hemat, tetapi tidak mengurangi makna atau mengubah informasi.
Ada beberapa cara melakukan penghematan :

1)   Menghilangkan pengulangan subjek.
Salah : Karena Joko tidak diundang, Joko tidak datang ke tempat itu.
Benar : Karena tidak diundang, Joko tidak datang ke tempat itu.

2)   Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Kata Apel sudah mencakupi kata buah.
Contoh :
Salah : Di mana engkau membeli buah apel itu?
Benar : Di mana engkau membeli apel itu?

3)   Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Kata naik bersinonim dengan ke atas.
Contoh :
Salah : Roni sudah naik ke atas gunung sejak pagi tadi.
Benar : Roni sudah naik gunung sejak pagi tadi.

4)   Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh :
Salah : Para tamu-tamu memasuki aula pertemuan.
Benar : Para tamu memasuki aula pertemuan.

4)   Penekanan / ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu.

Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat, yaitu :
1.   Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden menghimbau agar rakyatnya melakukan penghijauan dengan menanam minimal 1 pohon di pekarangan rumah.

2.   Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta orang, datang ke stadion Allianz Arena untuk menonton final liga champion .

3.   Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.

4.   Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu tidak malas dan bodoh, tetapi rajin dan pintar.

5.   Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Andalah yang bertanggung jawab atas kerusakan tv ini.

7. Kecermatan
Cermati adalah kalimat yang dihasilkan tidak menimbulkan tafsir ganda dan harus tepat diksinya. Prinsip kecermatan berarti cermat dan tepat menggunakan diksi. Agar tercapai kecermatan dan ketepatan diksi, harus memperhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini :
1) Hindari penanggalan awalan
2) Hindari peluluhan bunyi/ c /
3) Hindari bunyi / s /, / p /, / t /, dan/ k / yang tidak luluh
4) Hindari pemakaian kata ambigu

8. Kevariasian
Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan repetisi. Repetisi atau pengulangan kata sebuah kata untuk memperoleh efek penekanan, lebih banyak menekankan kesamaan bentuk. Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahas agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang.

Macam-macam variasi :
a.   Variasi Sinonim Kata
Variasi berupa penjelasan yang berbentuk kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan disampaikan.
Contoh : Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna, suatu realitas yang baru, suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai seluruh puisi.

b.   Variasi panjang pendeknya kalimat
Struktur kalimat akan mencerminkan dengan jelas pikiran pengarang, serta pilihan yng tepat dari struktur panjangnya sebuah kalimat dapat member tekanan pada bagian-bagian yang diinginkan.

c.   Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk grametikal yang sama dengan beberapa kalimat berturut-turut dapat menimbulkan kelesuan. Sebaba itu haruslah dicari variasi pemakaian bentuk gramatikal.

Kesalahan-kesalahan dalam menyusun kalimat efektif :
a.   Pleonastis
Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu.
Contoh :
Salah : Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.
Benar : Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.

b.   Kontaminasi
Salah : Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
Benar : Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.

c.   Salah pemilihan kata
Salah : Saya mengetahui kalau ia kecewa.
Benar : Saya mengetahui bahwa ia kecewa.

d.   Salah nalar
Salah : Bola gagal masuk gawang.
Benar : Bola tidak masuk gawang.

e.   Pengaruh bahasa asing atau daerah (interferensi)
Bahasa asing
Contoh :
Saya tinggal di Semarang di mana ibu saya bekerja.

Kalimat ini bisa jadi mendapatkan pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan kalimat berikut:
I live in Semarang where my mother works.

Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya bekerja.

Bahasa daerah
Contoh :
Anak-anak sudah pada datang.

Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Anak-anak sudah datang.

f.    Kata depan yang tidak perlu
Salah : Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Benar : Program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.

Ada beberapa hal yang mengakibatkan suatu tuturan menjadi kurang efektif, antara lain:
1. Kurang padunya kesatuan gagasan.
2. Kurang ekonomis pemakaian kata.
3. Kurang logis susunan gagasannya.
4. Pemakaian kata-kata yang kurang sesuai ragam bahasanya.
5. Konstruksi yang bermakna ganda.
6. Penyusunan kalimat yang kurang cermat.
7. Bentuk kata dalam perincian yang tidak sejajar.


Sumber :

Categories:

1 komentar:

  1. terkadang orang sekarang jarang menggunakan kalimat-kalimat efektif ini, kerena terlalu sering menggunakan kalimat gaul yang ada.
    solder uap

    BalasHapus

Judul Lain