Selasa, 13 November 2012

paragraf atau anelia


A.      PENGERTIAN PARAGRAF atau ALINEA

   Paragraf atau Alinea adalah kumpulan dari beberapa kalimat yang membahas satu topik yang mengacu pada satu gagasan pokok. Topik disampaikan ke dalam suatu kalimat yang disebut dengan kalimat topik atau kalimat utama, sedangkan kalimat yang menjelaskan kalimat topik disebut kalimat penjelas. Panjang pendeknya suatu paragraph akan ditentukan oleh banyak sedikitnya gagasan pokok yang diungkapkan. Bila segi-seginya banyak, memang layak kalau alenianya sedikit lebih panjang, tetapi seandainya sedikit tentu cukup dengan beberapa kalimat saja.

B.      SYARAT-SYARAT PEMBENTUKAN PARAGRAF

a.       Kesatuan yaitu semua kalimat dalam paragraf  itu secara bersama-sama mendukung satu ide atau gagasan pokok. Jadi, tidak boleh ada kalimat sumbang atau menyimpang dari pikiran utamanya. 

   Contoh paragraf berkalimat sumbang:
Hari akan hujan. Angin bertiup kencang. Debu-debu beterbangan. Awan hitam bergerak  dengan cepat. Burung-burung berkicau riang. Para nelayan segera sibuk meneti dari laut.

b.      Koherensi yaitu kepaduan atau kekompakan hubungan antara kalimat satu dengan kalimat lain dalam paragraf tersebut. Kepaduan kalimat dalam suatu paragraf dapat dijalin dengan penanda hubungan, baik penanda hubungan eksplisit maupun implisit.

a.    Penanda Hubungan secara Eksplisit

1.       pengulangan kata

Contoh:

Semua isi alam ini adalah makhluk, artinya ciptaan Tuhan. Ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan  paling mulia adalah manusia. Manusia diizinkan oleh Tuhan memanfaatkan semua isi alam ini untuk keperluan hidupnya. Akan tetapi, tidak diizinkan menyakiti, menyiksa, dan menyia-nyiakan.

2.        kata ganti

Contoh:

Dimas anak Pak Syarif. Sekarang ia mahasiswa tingkat 3. Tiap pagi dia berangkat ke Kampus bersama temannya. Mereka berangkat dan pulang bersama-sama.

3.       kata-kata penghubung

Contoh:

Semalam suntuk Lukman nonton bareng pertandingan sepakbola di warkop. Oleh karena itu, ia bangun kesiangan. Akibatnya, ia telat ke Kampus.

b.    Penanda Hubungan secara Implisit

Contoh:

Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalan. Sinarnya yang keemasan membuat suasana sangat cerah. Angin segar bertiup sepoi-sepoi basamenggerak-gerakkan daun pepohonan. Burung-burung pun berkicau riang. Tampak segalanya indah.

C.      Macam-macam paragraf/anelia

Letak Kalimat Utama
a.       pengertian paragraf induktif adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa khusus di atas.
b.      pengertian paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dari hal-hal yang bersifat umum ke hal yang lebih khusus. Gagasan utama terletak pada kalimat pertama dalam suatu paragraf.
c.       pengertian paragraf campuran adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di awal dan akhir paragraf

contoh paragraf induktif
Dengan berkembangnya teknologi komunikasi melalui televisi, waktu anak-anaak membaca buku sangat berkurang. Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa televisi menyala rata-rata selama tujuh seperempat jam setiap hari. Padahal seorang dokter spesialis anak dan pakar peneliti dalam bidang perkembangan anak dari Universitas Harvard, dr. Berry Brazelton, mengemukakan baahwa satu jam merupakan batas menonnton maksimal bagi anak-anak usia lima sampai enam tahun. Lebih dari satu jam, tayangan-tayangan televisi menjadi semacam racun yang mereduksi kemampuan daya nalar dan kemampuan berpikir kritis dan ilmiah. Oleh karena itu, hal yang sangat diperlukan dalam membaca buku, selain ketersediaan buku, ialah waktu.

contoh paragraf deduktif
Isle Royale, pulau terbesar di Danau Superior, Amerika Serikat, merupakan rumah bagi sejumlah binatang yang secara alamiah bermusuhan. Rusa besar yang gemar makan tumbuh-tumbuhan dan serigala yang gemar memangsa rusa besar sudah hidup berdampingaan di situ selama lebih dari 50 tahun.

contoh paragraf campuran
Saat ini Indonesia sedang berusaha membangkitkan perekonomiannya.Banyak usaha yang dilakukan, mulai dari menekan jumlah barang import yang mengalahkan pemakaian barang lokal. Pemerintah juga meluaskan lapangan pekerjaan, agar sumber daya manusia (SDM) dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk pembangunan Negara. Bagia pelaku korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang sangat merugikan perekonomian Negara tentunya akan diberikan sanksi tegas. Karna yang kita ketahui Indonesia terpuruk akibat KKN yang terjadi di segala institusi. Oleh karena itu, dengan usaha yang dilakukan sekarang diharapkan Indonesia dapat membangkitkan perekonomiannya.

Isi/Tujuan

1.       Paragraf Narasi merupakan salah satu jenis paragraf yang mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktu. Paragraf narasi terdiri atas narasi kejadian dan narasi runtut cerita.
Contoh Paragraf Narasi :
Liburan Idul Adha beberapa hari yang lalu, saya dan kakak pulang kampung ke Semarang. Semarang merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah.

2.       Paragraf Deskripsi : Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Contoh Paragraf Deskripsi :
Pemandangan Pantai Ancol - Jakarta sangat mempesona. Tempatnya bersih dan tertata rapi. Banyaknya wisatawan yang selalu mengunjungi Pantai Ancol ini membuat pantai ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Di pantai Ancol ini kita bisa bermain pasir, merasakan hembusan segar angin laut dan melihat Sunset di jembatan di atas pantai.

3.       Paragraf argumentasi adalah sebuah paragraf yang menjelaskan pendapat dengan berbagai keterangan dan alasan.
Contoh Paragraf Argumentasi 
Pendidikan gratis hanya janji yang bergema luas saat kampanye dan pemilihan pimpinan daerah maupun pusat. Saat pemilihan usai akan lain ceritanya. Anak-anak miskin di kota, desa, dan pedalaman tetap mengalami kesulitan untuk mengakses pendidikan yang layak.

4.       Paragraf Persuasi adalah paragraf yang berisi ajakan.
Contoh Paragraf Persuarsi 
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menghasilkan penduduk yang berkualitas sebagai modal pembangunan. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh bagi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang amat sangat penting di era global  ini. Oleh karena itu, sudah menjadi tanggungjawab seluruh komponen bangsa untuk membantu mereka yang membutuhkan dalam memperoleh pendidikan agar bangsa ini semakin maju dan tidak tertinggal.

Minggu, 04 November 2012

Kalimat Efektif

Pengertian
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan yang ada pada pikiran pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil sampaikan kepada pendengar atau pembaca yang berupa pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai maksud si penyampai kalimat yaitu pembicara atau penulis.

Kalimat efektif adalah kalimat yang terdiri atas kata-kata yang mempunyai unsur SPOK atau kalimat yang mempunyai ide atau gagasan pembicara/penulis dan kalimat tersebut mengutamakan keefektifan informasi sehingga jelas dan terjamin.

Kalimat efektif dituntut oleh empat ketepatan yakni :
1. Ketepatan pilihan kata
2. Ketepatan bentuk kata
3. Ketepatan pola kalimat 
4. Ketepatan makna kalimat

Ciri-ciri dari Kalimat Efektif :
a)    Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur SP.
b)   Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.
c)    Menggunakan diksi yang tepat.
d)   Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis.
e)    Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
f)     Melakukan penekanan ide pokok.
g)    Mengacu pada kehematan penggunaan kata.
h)   Menggunakan variasi struktur kalimat.

Syarat-syarat Kalimat Efektif :
1)   Koherensi / kepaduan
Kepaduan ialah informasi yang disampaikan itu tidak terpecah-pecah atau terpotong. Kallimat itu juga tidak bertele-tele dan harus sistematis. Diantara predikat kata kerja dan objek penderita tidak disisipkan kata daripada/tentang. Hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. Bagaimana hubungan antara subyek dan predikat, hubungan antara predikat dengan obyek, serta keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi.

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kerusakan koherensi yaitu:

1)   Tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat
Benar : Saudara saya yang paling kecil kemarin sore menendang bola di lapangan, dengan sekuat tenanganya.Salah : Saudara saya yang paling kecil menendang dengan sekuat tenaganya kemarin sore di lapangan bola.

2)   Salah mempergunakan kata-kata depan, kata penghubung dan sebagainya
Benar : mengharap akan belas kasihan
Salah : mengharapkan akan belas kasihan

3)   Pemakaian kata, baik karena merangkaikan dua kata yang maknanya tidak tumpang tindih, atau hakikatnya mengandung kontradiksi.
Banyak para peninjau yang menyatakan bahwa perang yang sedang berlangsung itu merupakan Perang Dunia di Timur Tengah (atau banyak peninjau atau para peninjau; makna banyak dan para tidak tumpang tindih).

4)   Salah menempatkan keterangan aspek (sudah, telah, akan, belum, dsb) pada kata kerja tanggap.
Baik : Saya telah menonton film itu hingga tamat.
Kurang Baik : Saya telah nonton film itu hingga tamat.
Tidak Baik : Film itu saya telah tonton hingga tamat.

2)   Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, jika kata kerja, harus kata kerja semuanya; jika kata benda harus katabenda semuanya.
Contoh :
Salah : Harga bensin disesuaikan atau kenaikkan secara bertahap.
Benar : Harga bensin disesuaikan atau dinaikkan secara bertahap.


3)   Kehematan
Kehematan adalah penggunaan kata-kata secara hemat, tetapi tidak mengurangi makna atau mengubah informasi.
Ada beberapa cara melakukan penghematan :

1)   Menghilangkan pengulangan subjek.
Salah : Karena Joko tidak diundang, Joko tidak datang ke tempat itu.
Benar : Karena tidak diundang, Joko tidak datang ke tempat itu.

2)   Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Kata Apel sudah mencakupi kata buah.
Contoh :
Salah : Di mana engkau membeli buah apel itu?
Benar : Di mana engkau membeli apel itu?

3)   Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Kata naik bersinonim dengan ke atas.
Contoh :
Salah : Roni sudah naik ke atas gunung sejak pagi tadi.
Benar : Roni sudah naik gunung sejak pagi tadi.

4)   Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh :
Salah : Para tamu-tamu memasuki aula pertemuan.
Benar : Para tamu memasuki aula pertemuan.

4)   Penekanan / ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu.

Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat, yaitu :
1.   Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden menghimbau agar rakyatnya melakukan penghijauan dengan menanam minimal 1 pohon di pekarangan rumah.

2.   Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta orang, datang ke stadion Allianz Arena untuk menonton final liga champion .

3.   Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.

4.   Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu tidak malas dan bodoh, tetapi rajin dan pintar.

5.   Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Andalah yang bertanggung jawab atas kerusakan tv ini.

7. Kecermatan
Cermati adalah kalimat yang dihasilkan tidak menimbulkan tafsir ganda dan harus tepat diksinya. Prinsip kecermatan berarti cermat dan tepat menggunakan diksi. Agar tercapai kecermatan dan ketepatan diksi, harus memperhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini :
1) Hindari penanggalan awalan
2) Hindari peluluhan bunyi/ c /
3) Hindari bunyi / s /, / p /, / t /, dan/ k / yang tidak luluh
4) Hindari pemakaian kata ambigu

8. Kevariasian
Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan repetisi. Repetisi atau pengulangan kata sebuah kata untuk memperoleh efek penekanan, lebih banyak menekankan kesamaan bentuk. Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahas agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang.

Macam-macam variasi :
a.   Variasi Sinonim Kata
Variasi berupa penjelasan yang berbentuk kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan disampaikan.
Contoh : Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna, suatu realitas yang baru, suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai seluruh puisi.

b.   Variasi panjang pendeknya kalimat
Struktur kalimat akan mencerminkan dengan jelas pikiran pengarang, serta pilihan yng tepat dari struktur panjangnya sebuah kalimat dapat member tekanan pada bagian-bagian yang diinginkan.

c.   Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk grametikal yang sama dengan beberapa kalimat berturut-turut dapat menimbulkan kelesuan. Sebaba itu haruslah dicari variasi pemakaian bentuk gramatikal.

Kesalahan-kesalahan dalam menyusun kalimat efektif :
a.   Pleonastis
Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu.
Contoh :
Salah : Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.
Benar : Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.

b.   Kontaminasi
Salah : Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
Benar : Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.

c.   Salah pemilihan kata
Salah : Saya mengetahui kalau ia kecewa.
Benar : Saya mengetahui bahwa ia kecewa.

d.   Salah nalar
Salah : Bola gagal masuk gawang.
Benar : Bola tidak masuk gawang.

e.   Pengaruh bahasa asing atau daerah (interferensi)
Bahasa asing
Contoh :
Saya tinggal di Semarang di mana ibu saya bekerja.

Kalimat ini bisa jadi mendapatkan pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan kalimat berikut:
I live in Semarang where my mother works.

Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya bekerja.

Bahasa daerah
Contoh :
Anak-anak sudah pada datang.

Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Anak-anak sudah datang.

f.    Kata depan yang tidak perlu
Salah : Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Benar : Program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.

Ada beberapa hal yang mengakibatkan suatu tuturan menjadi kurang efektif, antara lain:
1. Kurang padunya kesatuan gagasan.
2. Kurang ekonomis pemakaian kata.
3. Kurang logis susunan gagasannya.
4. Pemakaian kata-kata yang kurang sesuai ragam bahasanya.
5. Konstruksi yang bermakna ganda.
6. Penyusunan kalimat yang kurang cermat.
7. Bentuk kata dalam perincian yang tidak sejajar.


Sumber :

Selasa, 30 Oktober 2012

Kalimat


Pengertian Kalimat
Berikut ini adalah beberapa pengertian  yang dikemukakan oleh para ahli tentang arti kalimat:
1.     Kalimat merupakan satuan bahasa yang secara relative dapat berdiri-sendiri, mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri-dari ataus klausa (Cook, 1971;Elson dan Picket, 1969).
2.       Kalimat adalah suatu bentuk linguistis, yang tidak termasuk ke dalam suatu bentuk yang lebih besar karena merupakan suatu konstruksi gramatikal (Bloomfield, 1955).
3.       Bloomfield, Hockett (1985) menyatakan pengertian kalimat sebagai suatu konstitut atau bentuk yang bukan konstituen; suatu bentuk gramatikal  yang tidak termasuk ke dalam konstruksi gramatikal lain.
4.       Di sisi lain, Lado (1968) mengatakan bahwa kalimat adalah satuan terkecil dari ekspresi lengkap. Pendapat lado dipertegas lagi oleh Sutan Takdir Alisyahbana (1978) yang mengatakan bahwa kalimat adalah satuan bentuk bahasa yang terkecil, yang mengucapkan suatu pikiran yang lengkap.
5.       Sementara itu, Ramlan (1996) mengatakan bahwa Kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang diserta nada akhir turun atau naik.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan menurut pendapat saya bahwa kalimat adalah satuan bentuk ekspresi terkecil dari suatu pikiran untuk diungkapkan secara lengkap.

Unsur-unsur Kalimat
1.       Subyek (S)
Disebut juga inti kalimat. Pada umumnya berupa kata benda (KB) atau kata lain yang dibendakan.Dan merupakan jawaban dari pertanyaan “Siapa” atau “Apa”.
Contoh :
Syarif adalah penjual koran langgananku.

2.       Predikat (P)
Unsur inti pada kalimat yang berfungsi menjelaskan subyek. Umumnya berupa kata kerja (KK) atau kata sifat (KS). Dan merupakan jawaban dari pertanyaan “Mengapa” dan “Bagaimana”.
Contoh :
Dhany memasak nasi goreng.

3.       Objek (O)
Keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat. Biasanya tertulis setelah predikat. Dalam kalimat pasif, objek akan menempati posisi subyek.
Ada dua macam objek, yaitu :
Objek Penderita : kata benda atau yang dibendakan baik berupa kata atau kelompok kata yang merupakan sasaran langsung dari perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh subyek.
Makna objek penderita :
1. Penderita
Contoh :  Paijo mencoret-coret tembok.
2. Penerima
Contoh :  Bagol memakai baju Tole.
3. Tempat
Contoh  :  Linkin Park datang ke Jakarta.
4. Alat
Contoh : Said melempar pisau ke Pino.
5. Hasil
Contoh :  Riyadi mengerjakan tugas Fisika.
Objek Penyerta : objek yang menyertai subjek dalam melakukan atau mengalami sesuatu.
Makna objek penyerta :
1. Penderita.
Contoh :  Heri memberikan Gatot Handphone baru.
2. Hasil.
Contoh :  Riyadi membelikan anaknya motor.

4.       Keterangan (K)
Hubungannya dengan predikat renggang. Posisinya dapat di awal, tengah, ataupun akhir kalimat.
Terdiri dari beberapa jenis :
Keterangan Tempat
SNSD akan konser di Singapore.
Keterangan Alat
Dalam film itu,   Genji memukul Said dengan kursi.
Keterangan Waktu
Ibu akan kembali dari kantor pukul 7 malam.
Keterangan Tujuan
Kita harus rajin belajar agar pinta.
Keterangan Cara
Para pemain  memperhatikan pelatih dengan seksama.
Keterangan Penyerta
Bagol pergi bersama Ucup.
Keterangan Similatif
Yesung memberikan arahan kepada pemain sebagai pelatih.
Keterangan Sebab
Dia menjadi juara kelas sekarang karena rajin belajar.

5.       Pelengkap (Pel.)
Terletak di belakang predikat.
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subyek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
Contoh :
Cincin itu bertahtakan berlian.

Pola Kalimat…
Berdasarkan pola dasarnya, Badudu (1990: 32) mengungkapkan pola :
1.  S-P
Umir mandi.
2. S-P-O
Ucup makan Ketoprak.
3. S-P-Pel
Cincinnya bertahtakan berlian.
4. S-P-K
Muse konser di Indonesia.
5. S-P-O-Pel
Kardun memotong ayamnya Jalu.
6. S-P-O-Pel-K
Setiap pagi Syarif mengantarkan semua pelanggan korannya.
7. S-P-O-K
Umir minum susu strawberry setiap hari.
8. S-P-Pel-K.
Semua angota keluarga sedih ketika Pino masuk UGD.


MACAM-MACAM KALIMAT
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti dan boleh diperluas dengan satu atau lebih unsur-unsur tambahan, asal unsur-unsur tambahan itu tidak boleh membentuk pola baru. Kalimat tunggal, misalnya kalimat inti, kalimat luas, kalimat verbal, kalimat nominal, dan kalimat tidak lengkap. ( definisi kalimat tunggal )
Contoh:
·         Kalimat inti
Rista menggambar.
·         Kalimat luas
Rista menggambar bunga teratai.
·         Kalimat nominal
Ayamnya lima ekor.

Kalimat majemuk adalah penggabungan dua kalimat tunggal atau lebih, sehingga kalimat yang baru mengandung dua atau lebih klausa. Hubungan antarklausa tersebut ditandai dengan kata hubung (konjungsi).

Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat tunggal dan tiap-tiap unsur-unsurnya mempunyai kedudukan setara.

Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat memperlihatkan berbagai jenis hubungan semantis antara klausa yang membentuknya.


Judul Lain