A. Pengertian konflik
Konflik yaitu berkaitan dengan
perilaku terbuka, bisa muncul karena adanya ketidaksetujuan antar individu
& kelompok yang dibiarkan memuncak. Konflik juga muncul karena adanya 2
persepsi yang berbeda. Adanya perilaku yg dilakukan secara sadar oleh salah
satu pihak untuk menghalangi tujuan pihak lain
B. Pengertian Konflik Menurut beberapa tokoh
1. Menurut
Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan
kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada
berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara
dua pihak atau lebih pihak secara berterusan
2. Menurut
Myers (1982) , Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni
tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber – sumber yang dibagikan, keputusan
yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat.
3. Menurut
Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih
pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan
oleh perbedaan tujuan.
4. Menurut
Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi dalam organisasi ditentukan
oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya
konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak
ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada
konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
C. Perbedaan pandangan tradisional dan interaksionis
mengenai konflik
1. Tradisional,
dalam pandangan ini bahwa konflik itu buruk, tidak baik untuk dicontoh
(negatif), dan merugikan. Konflik dilihat sebagai suatu hasil
kesalahpahaman dari komunikasi yang buruk, kurangnya kepercayaan dan
keterbukaan di antara orang-orang.
2. Interaksionis,
pandangan ini cenderung mendorong terjadinya konflik, atas dasar suatu asumsi
bahwa kelompok yang koperatif, tenang, damai, dan serasi, cenderung menjadi
statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut
aliran pemikiran ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimun secara
berkelanjutan, sehingga kelompok tetap bersemangat (viable), kritis-diri
(self-critical), dan kreatif.
D. Faktor-faktor penyebab konflik:
1.
Persaingan terhadap sumber-sumber daya yg langka
=> Setiap divisi sebuah organisasi akan berlomba untuk mendapat
bagian dari pemanfaatan sumber daya yg ada. Masing-masing menginginkan sumber
daya yg banyak agar dpt mempercepat pertumbuhan, kemajuan, dan pengembangan
dalam divisi. Karena adanya persaingan dari antar divisi akan memicu timbulnya
konflik.
2.
Ketergantungan tugas (interdependence)
=> Dalam organisasi dapat dipastikan ada ketergantungan
antara dua individu atau kelompok untuk mencapai kesuksesan dalam
tugas-tugasnya. Apabila antara dua pihak itu ada perbedaan prioritas,
kemungkinan muncul konflik akan semakin besar. Semakin perbedaan
dipertahankan, kemungkinan konflik juga akan lebih besar bahkan lebih lama.
3.
Kekaburan batas-batas bidang kerja
=> Bidang kerja dalam organisasi yg tidak jelas akan
memunculkan konflik, dan menciptakan suatu kondisi dimana ada seseorang yg
mendominasi dlm bidangnya
4.
Kriteria kinerja yg tidak sesuai
=> Konflik semacam ini disebabkan adanya imbalan atas kemajuan
suatu divisi oleh perusahaan, konflik bisa muncul apabila kegiatan monitoring
dan evaluasi terhadap sub-sub unit yg berbeda.
5.
Perbedaan-perbedaan Tujuan & Prioritas
=> Konflik juga bisa disebabkan oleh adanya usaha masing-masing sub
unit untuk mencapai tujuannya. Hal ini bisa tumbuh menjadi konflik bila ada
ketidaksesuaian antar tujuan masing-masing, bahkan usaha pencapaian tujuan suatu
sub unit dapat menghalangi sub unit lain dlm mencapai tujuannya.
E. TEKNIK UNTUK MEMECAHKAN KONFLIK
1. kompromi,
jalan tengah yang diambil dengan persetujuan bersama.
2. gencatan
senjata, penangguhan permusuhan untuk sementara waktu.
3. elimination,
pengunduran diri salah satu dari pihakyang berkonflik.
4. integrasi,
memikirkan untuk mengambil keputusan yang dapat memaksa semua pihak.
5. ajudikasi,
pemecahan masalah di pengadilan.
SUMBER: