Sabtu, 10 Desember 2011

Mengelola Konflik Organisasi


A. Pengertian konflik
     Konflik yaitu berkaitan dengan perilaku terbuka, bisa muncul karena adanya ketidaksetujuan antar individu & kelompok yang dibiarkan memuncak. Konflik juga muncul karena adanya 2 persepsi yang berbeda. Adanya perilaku yg dilakukan secara sadar oleh salah satu pihak untuk menghalangi tujuan pihak lain

B. Pengertian Konflik Menurut beberapa tokoh

1.     Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan
2.     Menurut Myers (1982) , Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber – sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat.
3.     Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
4.     Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.


C. Perbedaan pandangan tradisional dan interaksionis mengenai konflik
1.     Tradisional, dalam pandangan ini bahwa konflik itu buruk, tidak baik untuk dicontoh (negatif), dan merugikan.  Konflik dilihat sebagai suatu hasil kesalahpahaman dari komunikasi yang buruk, kurangnya kepercayaan dan keterbukaan di antara orang-orang.
2.     Interaksionis, pandangan ini cenderung mendorong terjadinya konflik, atas dasar suatu asumsi bahwa kelompok yang koperatif, tenang, damai, dan serasi, cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut aliran pemikiran ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimun secara berkelanjutan, sehingga kelompok tetap bersemangat (viable), kritis-diri (self-critical), dan kreatif.

D. Faktor-faktor penyebab konflik:
1.       Persaingan terhadap sumber-sumber daya yg langka => Setiap divisi sebuah organisasi akan berlomba untuk mendapat bagian dari pemanfaatan sumber daya yg ada. Masing-masing menginginkan sumber daya yg banyak agar dpt mempercepat pertumbuhan, kemajuan, dan pengembangan dalam divisi. Karena adanya persaingan dari antar divisi akan memicu timbulnya konflik.
2.       Ketergantungan tugas (interdependence) => Dalam organisasi dapat dipastikan ada ketergantungan antara  dua individu atau kelompok untuk mencapai kesuksesan dalam tugas-tugasnya. Apabila antara dua pihak itu ada perbedaan prioritas, kemungkinan muncul konflik akan semakin besar. Semakin perbedaan dipertahankan, kemungkinan konflik juga akan lebih besar bahkan lebih lama.
3.       Kekaburan batas-batas bidang kerja => Bidang kerja dalam organisasi yg tidak  jelas akan memunculkan konflik, dan menciptakan suatu kondisi dimana ada seseorang yg mendominasi dlm bidangnya
4.       Kriteria kinerja yg tidak sesuai => Konflik semacam ini disebabkan adanya imbalan atas kemajuan suatu divisi oleh perusahaan, konflik bisa muncul apabila kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap sub-sub unit yg berbeda.
5.       Perbedaan-perbedaan Tujuan & Prioritas => Konflik juga bisa disebabkan oleh adanya usaha masing-masing sub unit untuk mencapai tujuannya. Hal ini bisa tumbuh menjadi konflik bila ada ketidaksesuaian antar tujuan masing-masing, bahkan usaha pencapaian tujuan suatu sub unit dapat menghalangi sub unit lain dlm mencapai tujuannya.

E. TEKNIK UNTUK MEMECAHKAN KONFLIK
1.     kompromi, jalan tengah yang diambil dengan persetujuan bersama.
2.     gencatan senjata, penangguhan permusuhan untuk sementara waktu.
3.     elimination, pengunduran diri salah satu dari pihakyang berkonflik.
4.     integrasi, memikirkan untuk mengambil keputusan yang dapat memaksa semua pihak.
5.     ajudikasi, pemecahan masalah di pengadilan.

SUMBER:

Judul Lain